Saturday, March 7, 2009

Lembu Suana (Tunggangan Sang Raja)

Lembu Suana


Berbelalai tapi bukan gajah, bersayap tapi bukan burung, bersisik tapi bukan ikan, berjengger tapi bukan ayam ... Makhluk apakah itu ?

"Lembu Suana" merupakan lambang atau simbol atau maskot Kabupaten Kutai Kartanegara.

Lembu Suana adalah wahana Batara Guru yang disebut dalam falsafah :"Paksi leman gangga yakso" yang berarti: lembu bermahkota namun bukan raja, berbelalai namun bukan gajah, bersisik namun bukan naga, bersayap namun bukan burung, bertaji namun bukan ayam, bermuka raksasa namun bukan raksasa, bertanduk namun bukan sapi. Filosofi itu bermakna, bahwa seorang seyogyanya memiliki sifat-sifat mulia pengayom rakyat.


Lembu Suana, penduduk setempat percaya bahwa makhluk ini merupakan 'kendaraan spiritual' raja Mulawarman, yang merupakan raja kutai pada zaman kejayaan Hindu.

Sejarah Kerajaan Hindu I di Indonesia

Kemasyuran Kerajaan Kutai Kartanegara pernah setara dengan Majapihit dan Mataram. Namun akhirnya pameo usang: tiada yang abadi di dunia ini akhirnya terjadi pula pada kerajaan Hindu yang berpusat di Kaltim itu. Setelah berjaya hampir 13 abad sejak Kudungga, raja pertama, dengan puncak keemasan di era Mulawarman -- raja ke-3 -- Kutai Kartanegara akhirnya perlahan redup.

Pada saat mulai redupnya Kerajaan Kutai Kartanegara Mulawarman berpusat di Muara Kaman, pada abad ke-13 berdiri pula kerajaan baru bercorak Hindu Jawa di hilir Sungai Mahakam. Namanya Kutai Kartanegara Kertanegara dengan raja pertama Aji Batara Agung Dewa Sakti. Seiring dengan perjalanan waktu, sebagaimana kisah raja-raja Nusantara lainnya, terjadi saling serang dan saling takluk.



Perang dahsyat antara Kutai Kartanegara Mulawarman yang saat itu dipimpin Darma Setia dari dinasti ke-27 dengan Kutai Kartanegara Kertanegara yang dipimpin Aji Sinum Panji tak bisa dielakkan. Perang yang memakan banyak korban itu berakhir dengan kekalahan Darma Setia. Kejayaan Kutai Kartanegara Mulawarman yang terukir sepanjang 13 abad pun terkubur bersama kusuma kerajaan.

Aji Sinum Panji kemudian melebur negeri taklukannya menjadi Kutai Kartanegara Kertanegara dengan pusat di Jahitan Layar, yang kini disebut Kutai Kartanegara Lama. Setelah Raja Aji Sinum Panji wafat, tahta kerajaan diserahkan kepada Dipati Agung (1635 - 1650). Singkatnya, secara turun-temurun keturunannya memimpin sampai yang terakhir Sultan A.M. Parikesit (1915-1960).

Sejak tidak diakuinya kesultanan dalam struktur birokrasi RI, keturunan AM Parikesit akhirnya tak memperoleh kekuasaan secara formal. Kendati demikian, jejak Kerajaan Kutai Mulawarman dan Kutai Kertanegara tetap dikenang dan hadir di hati warga Kutai Kartanegara sampai kini. Bila kita berkunjung, prasasti berupa Yupa era Mulawarman bersama peninggalan sejarah lainnya masih bisa disaksikan di Museum Mulawarman, Tenggarong.

Yang menarik, masyarakat dan pemda setempat tampaknya sungguh menyadari sejarah masa lalunya. Kendati sisa-sisa keturunan langsung raja Hindu Kutai Kartanegara tak lagi ditemukan, masyarakat setempat yang kini mayoritas beragama Islam (yang beragama Hindu hanya 50 KK, itu pun semua pendatang) tetap menghormatinya. Antara lain membatu sepenuhnya dalam pemugaran Pura Payogan Agung dan menetapkan Lembu Suana sebagai simbol Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara.


Hormati Sejarah Leluhur

Kini, patung Lembu Suana dalam ukuran besar berdiri megah di Pulau Kumala Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Suatu delta di tengah Sungai Mahakam yang disulap jadi kawasan wisata. Patung Lembu Suana berwarna legam keemasan di Pulau Kemala, Kutai Kartanegara itu merupakan buah karya pematung kawakan kelahiran Bali, Nyoman Nuarta. Elok dan artistik sekali jika dipandang dari menara putar (sky tower) di ketinggian 80 meter.





Related Posts by Categories



4 komentar:

Joko Langen said...

Tulisannya semakin melengkapi kunjungan saya ke Kaltim yang hanya singgah di Tenggarong. Sangat bermanfaat. Pak, saya kirim e-mail untuk beberapa pertanyaan ya

Anonymous said...

Mas, boleh tau ngga itu lokasi foto lembuswana dan penunggang diatasnya (entah itu putri karang melenu atau si aji batara agung dewa sakti).

saya pernah ke tenggarong, tapi ga pernah liat patung itu.

itu sosok ular yang ada disekelilingnya pasti sosok naga dari putri karang melenu.

klo misal ada file foto Hi-Resnya saya boleh minta donk mas, untuk kepentingan Tugas Akhir saya, Museum Sejarah Kutai.

Thanks a lot sebelumnya

MARANAGA said...

Sangat kagum membaca ceritanya < Lembu Suana mengusung Naga , Naga mengusung Gong dan didalam Gong berada seorang Bayi Putri yang sangat . Pertanyaan saya dimanakah Gong dimaksud ? apakah ada dimuseum Tenggarong ? Terimakasih

Anonymous said...

Jembatan kutai kartanegara runtuh salah satu penyebabnya adalah " Menurut alm.H. Moh. Djabir.p( Gelar Pemangku adat " Panglima magarsari Jembayan ) akibat salah penempatan patung lembusuana " semestinya patung itu berada di ulu pulau diddepan tower bukan dihilir pulau dan lembunya atau naganya berada dihilir pulau. sebab musuh yang berat datangnya dari hulu. ini sudah beliau sampaikan sejak zaman Bupati Pak kaning. namun tidak digubris dan nanti kata beliau akan ada bahaya besar banyak memakan korban yaitu Tower akan ambruk atau pulau kumala tenggelam atau air bah atau jembatan kukar akan runtuh. ( kita orang kutai asli menti percaya itu jangan dianggap tahayul sebab kerajaan kutai sebagian besar itu gaib dan masih ada sampai sekarang) jangan percaya pada orang luar !!!

Post a Comment

Terima Kasih Atas Komentarnya dan NO SPAM Friends, U COMMENT I FOLLOW

 
Blog Etam Tenggarong | ipay76.Blogspot © 2009 Terima Kasih, Jangan Lupa Isi Buku Tamu, ...KLIK DISINI